Partitur Lagu Paduan Suara

1 komentar

berikut ini beberapa file partitur paduan suara yang merupakan arr. dari abang bayu nerviadi. kami berharap partitur ini bermanfaat bagi semua orang yang ingin menyatakan keagungan Tuhan lewat pujian.

kasih pasti lemah lembut

mujizat itu nyata

seperti yang kau ingini

dia mengerti

syukur pujian

hati sebagai hamba

Read More...

PKM Kibaid Lamunan: Sekapur sirih

0 komentar

PKM Kibaid Lamunan: Sekapur sirih



Read More...

Peranan dan Fungsi Akor (Chord) : Teori Musik dan Ilmu Harmoni

0 komentar

peranan-chordUntuk memudahkan mempelajari peranan dan fungsi akor, maka saat kita mempelajari akor harus dibatasi pada satu tangga nada. Apa yang dimaksudkan dengan satu tangga nada? Yaitu berkaitan dengan cara mempelajari peranan dan fungsi akor, kita belajar dari satu jenis tangga nada saja. Ada beberapa jenis tangga nada, tapi yang paling sering digunakan adalah tangga nada mayor diatonis. Dan untuk semakin mempermudah juga, maka sebaiknya dibatasi pada satu kunci saja. Misal, pilih tangga nada mayor diatonis dengan kunci do sama dengan C atau natural.

Bagaimana dengan jenis tangga nada yang lain? Misalnya, tangga nada minor, tangga nada pentatonik, dan lain-lain. Tentu saja peranan dan fungsi akor untuk masing-masing jenis tangga nada akan berbeda. Tangga nada minor masih bisa dihubungkan secara persaudaraan dengan tangga nada mayor diatonis, tapi untuk tangga nada pentatonis, atau jenis tangga nada lain, akan memiliki teori musik yang berbeda juga. Tapi, kita tidak perlu khawatir dengan hal ini, karena sebagian besar lagu yang ada di dunia ini, kurang lebih sekitar 90% adalah lagu yang dibuat berdasarkan tangga nada mayor diatonis.

Di dalam ilmu harmoni klasik, berdasarkan teori musik dari barat, akor yang disusun dengan sistem tonal trisuara atau triad chord memiliki peranan dan fungsi akor masing-masing. Untuk lebih memudahkan dalam mempelajarinya, maka saya akan mulai menyebutkan nama akornya dalam satu wilayah tangga nada mayor diatonis yang paling mudah, yaitu tangga nada dengan kunci do sama dengan C atau natural.
Mengapa Kita Perlu Mempelajari Peranan dan Fungsi Akor ?

Peranan dan fungsi akor sangatlah penting di dalam ilmu harmoni. Lihat kembali artikel Ilmu Harmoni : Pengertian dan Dasar Ilmu Harmoni Dalam Musik. Dengan mempelajari dan mengetahui peranan dan fungsi akor, maka kita tidak akan ragu-ragu dalam memberikan nuansa bunyi musik pada suatu lagu.

Kita akan tahu benar bagaimana cara memberikan langkah-langkah akor (progresi akor atau chord progression), sifat-sifat akor, karakter akor dan warna bunyinya jika masuk atau menuju ke akor yang lain, memberikan jembatan akor dengan benar, bahkan jika kita juga ingin memberikan bunyi disonan, tanpa ragu-ragu kita masukkan saja akor disonan pada suatu lagu.

Mengapa? Karena kita sudah tahu aturannya, kita sudah tahu peranan dan fungsi dari masing-masing akor dalam ilmu harmoni.
Peranan dan Fungsi Akor

Peranan dan fungsi akor yang disusun berdasarkan trisuara atau triad chord dalam tangga nada mayor diatonis dengan kunci do=C adalah sebagai berikut :

* Akor Pertama (I) atau C Mayor (C-E-G) disebut sebagai Tonika (Tonic)
* Akor Kedua (II) atau D Minor (D-F-A) disebut sebagai Super Tonika (Super Tonic)
* Akor Ketiga (III) atau E Minor (E-G-B) disebut sebagai Median (Mediant)
* Akor Keempat (IV) atau F Mayor (F-A-C) disebut sebagai Sub Dominan (Sub Dominant)
* Akor Kelima (V) atau G Mayor (G-B-D) disebut sebagai Dominan (Dominant)
* Akor Keenam (VI) atau A Minor (A-C-E) disebut sebagai Sub Median (Sub Mediant)
* Akor Ketujuh (VII) atau B Half Diminished (B-D-F) disebut sebagai Leading Tone

Fungsi Akor : Akor Pokok

Jika kita melihat pembagian akor berdasarkan peranan dan fungsinya, maka kita akan bisa melihat 3 (tiga) macam jenis akor yang utama, yaitu akor mayor, akor minor, dan akor half diminished. Tiga akor mayor yang telah disebutkan di atas inilah yang disebut sebagai akor pokok atau akor utama (primary chords). Jadi sebagai akor pokok adalah Tonika, Sub Dominan, dan Dominan.

Untuk tangga nada dengan kunci do = C, maka akor pokoknya yang merupakan akor mayor adalah :

* Akor C Mayor yang berperan sebagai Tonika
* Akor F Mayor yang berperan sebagai Sub Dominan
* Akor G Mayor yang berperan sebagai Dominan

Untuk selanjutnya Tonika akan disingkat T, Sub Dominan disingkat S, dan Dominan disingkat D.

Akor pokok untuk tangga nada dengan kunci yang lain, adalah sebagai berikut :

* Misalnya, Do = G, maka G Mayor adalah sebagai T, C Mayor sebagai S dan D Mayor sebagai D.
* Misalnya, Do = D, maka D Mayor adalah sebagai T, G Mayor sebagai S dan A Mayor sebagai D.

Dari sini kita akan lebih mudah memahami peranan dan fungsi akor.

Mari kita lihat lebih mendalam, ternyata akor G Mayor bisa memiliki peranan dan fungsi yang berbeda jika terjadi perbedaan kunci tangga nadanya.

* Pada tangga nada dengan do = C, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Dominan (D).
* Pada tangga nada dengan do = G, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Tonika (T).
* Pada tangga nada dengan do = D, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Sub Dominan (S).

Fungsi Akor : Akor Pembantu

Sedangkan akor minor dalam peranan dan fungsi akor di atas tadi, yaitu Super Tonika, Median dan Sub Median disebut sebagai akor pembantu. Pada beberapa teori musik dalam ilmu harmoni, penyebutan Super Tonika, Median dan Sub Median sebagai akor pembantu lebih disederhanakan berkaitan dengan peranan dan persaudaraannya dengan akor pokok.

Istilah yang lain tersebut adalah : (harus selalu diingat, yaitu saat mempelajari peranan dan fungsi akor harus hanya pada satu tangga nada mayor diatonis dalam satu kunci saja, kita ambil contoh dalam hal ini yaitu tangga nada mayor diatonis dengan kunci do = C)

* Super Tonika disebut sebagai Sub Dominan Pembantu (Sp), yaitu akor D Minor.
* Median disebut sebagai Dominan Pembantu (Dp), yaitu akor E Minor.
* Sub Median disebut sebagai Tonika Pembantu (Tp), yaitu akor A Minor.

Bagaimana untuk tangga nada dengan kunci yang lain?

* Misalnya, Do = G, maka A Minor adalah sebagai Super Tonika (Sp), B Minor sebagai Median (Dp) dan E Minor sebagai Sub Median (Tp).
* Misalnya, Do = F, maka G Minor adalah sebagai Super Tonika (Sp), A Minor sebagai Median (Dp) dan D Minor sebagai Sub Median (Tp).

Sehingga dapat kita lihat sebagai berikut :

* Pada tangga nada dengan do = C, maka akor A Minor berfungsi sebagai Sub Median atau Tp.
* Pada tangga nada dengan do = G, maka akor A Minor berfungsi sebagai Super Tonika atau Sp.
* Pada tangga nada dengan do = F, maka akor A Minor berfungsi sebagai Median atau Dp.

Sebagai satu kesimpulan untuk sementara dalam artikel ini, yaitu bahwa akor pokok atau akor utama atau primary chords bersifat akor mayor, dan dalam satu tangga nada mayor diatonis hanya ada 3 (tiga) akor saja, yaitu:

* Tonika
* Sub Dominan
* Dominan

Sedangkan akor pembantu bersifat akor minor dan juga hanya ada 3 (tiga) saja, yaitu :

* Super Tonika (Sub Dominan pembantu atau Sp)
* Median (Dominan pembantu atau Dp)
* Sub Median (Tonika pembantu atau Tp)

Untuk lebih memperdalam lagi maka akan saya bahas pada artikel berikutnya tentang pengertian dari masing-masing fungsi akor.

Read More...

Solfes : Pengenalan Terhadap Konsep Bunyi dan Konsep Musik

0 komentar

Keindahan visual dapat dinikmati dengan mata sebagai alat untuk melihat. Keharuman dan wanginya bunga mawar dinikmati dengan hidung sebagai alat untuk membau. Lezatnya makanan dinikmati dengan lidah sebagai alat untuk mengecap. Sejuknya udara dapat dinikmati dengan kulit sebagai alat untuk merasakan. Dan keindahan bunyi musik dapat dinikmati dengan telinga sebagai satu-satunya alat untuk mendengar dari tubuh kita.

Copied from: kandangjago
Bagaimanakah cara yang tepat untuk mengkonsumsi musik? Tentu saja dengan menggunakan salah satu alat dari panca indera kita, yaitu telinga. Musik hanya bisa dinikmati melalui telinga sebagai alat pendengaran. Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran atau tidak bisa mendengar (tuli) sejak lahir maka ia tidak akan pernah dapat mengenal konsep tentang bunyi, terlebih lagi konsep tentang musik itu sendiri.

Seseorang yang mempelajari musik, maka harus mengenal konsep tentang bunyi. Ia harus dapat membedakan bunyi-bunyian, antara bunyi nada yang satu dengan nada yang lain, tinggi rendah suatu titinada. Dengan mengerti perbedaan ini maka ia juga dapat mengenal konsep tentang musik.
Lho? Apakah ada orang yang tidak bisa membedakan bunyi atau tidak bisa membedakan tinggi rendah suatu titinada? Jawabannya : ada. Memang ada beberapa orang yang memang tidak mampu membedakan tinggi rendah suatu bunyi antara nada yang satu dengan nada yang lain, sehingga bisa dikatakan, orang seperti ini tidak bisa bermain di bidang musik atau tidak musikal.

Kembali ke hubungan antara musik dengan alat pendengaran, bagaimana jika orang yang sudah pernah mendengar, kemudian di dalam perjalanan hidupnya karena suatu hal/penyakit, ia menjadi tuli, apakah ia masih bisa bermusik? Tentu saja ia masih bisa bermusik karena ia telah mengenal konsep tentang musik.
Komponis besar jaman klasik Ludwig Van Beethoven (1770-1827) adalah contohnya. Beethoven adalah seorang pianis, organis dan pemain biola. Pada usia 31 tahun (1801), Beethoven merasakan pendengarannya mulai berkurang. Sebagai seorang pianis paling berprestasi di Wina, keadaan ini dirasakannya sebagai suatu bencana. Pada saat ia bermain dalam konser piano tahun 1814 (usia 44 tahun), Beethoven sudah tidak dapat mendengarkan sendiri permainannya. Pada usia 48 tahun (1818), Beethoven menjadi tuli sama sekali, ia sudah tidak mampu mendengar, komunikasi dengan orang lain dilakukannya dengan tulis-menulis.

Sebagai komponis, kondisi penyakit pada syaraf pendengarannya tidak terlalu mengganggunya dalam berkarya. Hal ini dibuktikannya, antara tahun 1822 – 1826, kegiatan Beethoven dipenuhi dengan berkarya menciptakan banyak komposisi baru, dan beliau sudah tuli total. Pada saat konser karya Beethoven tanggal 7 Mei 1824 (Overtura ‘Die Weihe des Hauses’ Op. 124, Kyrie, Credo, dan Agnus Dei Misa Solemnis Op. 123 dan Simfoni No. 9 dalam D minor Op. 125, ruang konser penuh sesak, Beethoven dan musiknya mendapatkan sambutan luar biasa, namun ia tidak mendengar sama sekali sambutan meriah ini dan tetap membaca partitur.
Bagi Beethoven sebagai komponis, dalam otaknya, ia masih dapat mendengar musik karena ia mengenal betul konsep musik dari pengalaman selama ia masih bisa mendengar. Bahkan musik yang sangat komplekspun masih bisa ia dengar dalam otaknya dan dinotasikan melalui partitur musik. Ia tidak menciptakan musik dengan piano, tetapi melalui pena, kertas, meja tulis dan ide-ide kreatif luar biasa dari otaknya yang masih mampu mendengar musik.

Untuk menjadi seorang musisi atau pemain musik yang baik, maka seseorang harus belajar juga untuk melatih pendengarannya. Pada beberapa kursus/les musik (kursus organ, kursus piano, dan sebagainya), latihan pendengaran ini disebut juga sebagai latihan solfes.

Read More...

Ilmu Harmoni : Pengertian dan Dasar Ilmu Harmoni Dalam Musik

0 komentar

Copied from: kandangjago

Ilmu harmoni secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari harmoni. Harmoni adalah keselarasan. Dalam teori musik, ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari tentang keselarasan bunyi dalam musik.
Dalam beberapa bahasa, harmoni disebut armonía (Spanyol & Italia), harmonie (Perancis dan Jerman), zusammenklang (Jerman).
Beberapa Pengertian Ilmu Harmoni

* Ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara not/nada yang satu dengan nada yang lain pada saat didengarkan secara bersama-sama, sering digambarkan sebagai dimensi vertikal di dalam teori musik dimana melodi (cantus firmus atau counterpoint) disebut sebagai dimensi horisontal.

* Ilmu harmoni adalah ilmu yang mengajarkan cara mengkombinasikan atau menggabungkan not-not (nada-nada) secara simultan (serentak atau bersamaan) untuk menghasilkan akor (chord) dan mempelajari juga penggunaan akor secara berturut-turut untuk mendapatkan progresi atau pergerakan akor.
* Ilmu harmoni adalah salah satu cabang teori musik yang mempelajari cara menyusun suatu rangkaian not-not (nada-nada) menjadi rangkaian akor, agar bunyi dalam musik menjadi selaras dan enak didengar.

Dalam ilmu harmoni diajarkan tentang penggunaan nada secara bersamaan sehingga menghasilkan akor yang sesuai dalam suatu rangkaian atau jalinan pergerakan (progresi) pada suatu lagu, sehingga secara keseluruhan lagu tersebut akan terdengar sebagai musik yang selaras dan indah.

Sesuai dengan pengertian ilmu harmoni yang pertama di atas, dalam musik barat, harmoni mengacu kepada aspek musik secara vertikal, yaitu perpaduan beberapa nada dalam satu hitungan/ketukan secara serentak/bersamaan. Hal ini harus dibedakan dengan ide atau gagasan dalam musik yaitu melodi atau garis melodi lagu. Melodi lagu disebut juga sebagai aspek horisontal di dalam musik.
Teori Ilmu Harmoni Dasar

Ada beberapa hal dasar yang perlu diketahui dalam ilmu harmoni. Yang terutama adalah tonal system (sistem tonal) trisuara atau triad. Jika kita menyusun tiga nada yang masing-masing berjarak terts (terts besar (Major Third/M3) atau terts kecil (Minor Third/m3)) dari nada alasnya/nada rootnya atau kemudian sering disebut sebagai nada bas, maka akan diperoleh akor yang disebut trisuara atau triad. Konsep ini adalah konsep dasar pembentukan akor dalam ilmu harmoni klasik.

Seorang komposer berpeluang juga untuk membentuk kemungkinan kombinasi tidak berdasarkan susunan interval terts diatas. Seorang komposer kontemporer saat ini membentuk struktur susunan nada dalam sistem tonalnya pada interval kwart (Perfect Fourth/P4 dan Augmented Fourth/A4), interval kwint (Perfect Fifth/P5 dan Diminished Fifth/d5), interval second (Major Second/M2 dan Minor Second/m2) dan lain sebagainya.

Sebagai landasan dalam tradisi musik yang diwariskan dari musik barat, maka akor dalam tangga nada diatonis atau tangga nada mayor yang disusun berdasarkan sistem tonal trisuara atau triad akan membentuk akor mayor, akor minor, akor augmented dan akor diminished. Masing-masing akor memiliki fungsi sesuai dengan jenis dan posisinya pada tangga nada diatonis atau tangga nada mayor.
Untuk selanjutnya, akan saya bahas secara lebih mendalam tentang pengertian akor berdasarkan fungsinya dalam satu tangga nada diatonis/mayor pada topik ilmu harmoni.

Read More...

Cara mendownload video dari youtube. com

0 komentar

Mohon ijin para senior blogger,ini tulisan perdana saya tentang blog. Pada postingan perdana ini kita belajar melakukan download video dari youtube. pertama-tama kita harus menginstal youtube downloder, caranya cari aja di gugling dengan mengetik 'youtube downloader'. setelah itu klik download dan di install.

Langkah yang kedua buka www.youtube.com, pada kolom search ketik judul yang dicari, contoh "datanglah kerajaanMu", setelah itu klik pada video. pada layar kanan ada dua yang muncul di bawa tombol subcribe yaitu URL dan embed. Klik URL kemudian tekan Ctrl+c (copy), trus buka yotube downloader yang sudah kita download, trus arahkan krusor pada kotak "enter video url" otomatis url video akan masuk. setelah itu kita diberi pilihan download langsung (mayoritas file ext. flv) ato do convert sebelum download. pilih ok dan tentukan folder penyimpanan. selesai.

Read More...

Sejarah berdirinya SKC

2 komentar


Tana Toraja, Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo, daerah indah anugrah Tuhan merupakan daerah yang sejuk dan nyaman. Di daerah ini bertumbuh dan berkembang Gereja Tuhan dengan berbagai denominasi : Gereja Toraja, Gereja Katolik, Gereja Kibaid dan Gereja-gereja beraliran Pantekosta. Tetapi tetap hidup rukun dan damai. Dalam pertumbuhan gereja inilah sejak kecil anggota jemaatnya belajar bernyanyi. Menyanyi merupakan bagian integral yang sangat penting dari kehidupan peribadahan orang kristen. Oleh karena itu tidak heran kalau Tana Toraja juga dikenal sebagai daerah yang memiliki penyanyi-penyanyi yang berbakat. Kemampuan bernyanyi itu telah terbukti di berbagai event, salah satunya pesparawi. Bahkan telah beberapa kali Tana Toraja berhasil mewakili Sulawesi Selatan ke tingkat Nasional.

Walaupun demikian, ternyata pembinaan dan latihan secara sinambung dan intensif bagi penyanyi-penyanyi di Tana Toraja ini belum menjadi perhatian serius, baik oleh Gereja maupun pemerintah daerah. Pada sisi lain, penyanyi-penyanyi di Tana Toraja lebih sering bernyanyi solo, duet, trio ataupun kuarted. Belum terorganisir dalam kelompok Paduan Suara secara sinambung.

Kondisi inilah yang melatarbelakangi lahirnya satu kelompok Paduan Suara, yang kemudian dikenal dengan nama SUARA KASIH CHORALE, yang biasa dipanggil SKC. SUARA KASIH CHORALE (SKC) ini merupakan buah dari kerinduan beberapa orang penyanyi dalam rangka menyalurkan kerinduan hati bernyanyi, berlatih dan terlibat dalam pelayanan gereja secara sinambung.
Kelompok nyanyi ini independen. Tidak terikat pada satu denominasi Gereja maupun oleh oraganisasi lain, juga oleh pemerintah. Dia merupakan bukti nyata pergerakan OIKUMENE di Tana Toraja karena anggotanya berasal dari GEREJA TORAJA, GEREJA KATOLIK, GEREJA PANTEKOSTA, GEREJA KIBAID. Ini merupakan bukti bahwa perbedaan bukan alasan untuk tidak bersatu. Ini adalah Oikumene in action.

Tidak lama sesudah kelompok Paduan Suara ini terbentuk dan mulai latihan dengan biaya sendiri, diadakanlah KONSULTASI PENDETA GEREJA TORAJA di Hotel Misiliana pada tanggal 1-5 September 2005. Pada kesempatan itu, panitia mengundang Kelompok Paduan Suara ini untuk ikut dalam pelayanan pada ibadah pembukaan Konsultasi tersebut. Dan Kelompok Paduan Suara ini menyanyikan lagu : Kudengar Suara Tuhan” ciptaan Piet Lewakabesi. Dan personilnya adalah :

1. Endang Bidangan (Njok Arrang)
2. Ida Ibrahim (njok Rey)
3. Elfrina Kombongkila’ (Ina)
4. Dewi Handayani Kombongkila’ (Dewi)
5. Pdt. Masak Etung Abang (Tanta Nona)
6. Pdt. Roslin Leppong (Tanta Occing)
7. Christianty Mangoting (Anti’)
8. Andang Ary (Andang)
9. Idris ary (Om Diris)
10. Dominikus Salut
11. Pdt. Yusak Toding (Pong Arrang)
12. Pdt. Bernadus Randuk

Sekali lagi, pada mulanya kelompok Paduan Suara ini belum punya nama. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya ternyata sangat diperlukan sebuah nama dan orang-orang yang mengurusnya. Karena itu hadirlah “SUARA KASIH CHORALE” yang dilatih oleh Om Diris. Untuk waktu-waktu tertentu juga dilatih oleh Om Andang atau anggota yang lain karena memang mereka punya potensi untuk melatih. Dan untuk urusan organisasi diserahkan kepada Pdt. Bernadus Randuk sebagai Ketua SKC.

Puji Tuhan karena telah memberi kesempatan kepada SKC untuk terus tumbuh dan berkembang dan juga turut dalam pelayanan. Inilah personil SKC saat ini.

SOPRANO
1. Endang Bidangan (Njok Arrang)
2. Ida Ibrahim (njok Rey)
3. Elfrina Kombongkila’ (Ina)
4. Dewi Handayani Kombongkila’ (Dewi)
5. Christianty Mangoting (Anti’)
6. Pdt. Monika Randan

ALTO
7. Pdt. Masak Etung Abang (Tanta Nona)
8. Pdt. Roslin Leppong (Almh)
9. Nita Lebang
10. Grace Polandos
11. Hilda Calvin
12. Mei
13. Noprianty Palayukan,

TENOR
14. Andang Ary (Andang)
15. Pdt. Yusak Toding (Pong Arrang)
16. Tomma Linorante
17. Aryanta Ary
18. Tarto

BAS
19. Idris ary (Om Diris)
20. Pdt. Bernadus Randuk
21. Yulius Thana
22. Yansen Rombe
23. Yoseph Rombe
24. Nataniel (Naneng)
25. Henos (Eno)
26. Pdt. Andre (Beks)
27. Eli Bernard.
28. Erick Crystal R.A.

Tentu tetap menjadi harapan bahwa Kelompok Paduan Suara akan selalu bertumbuh dan berkembang di Tana Toraja. Untuk itu sangat dibutuhkan perhatian serius dari Gereja-Gereja juga Pemerintah Daerah dalam rangka pembinaan. Merupakan kebanggaan besar dan juga kenangan indah yang menjadi motivasi untuk bernyanyi lebih baik ketika anggota SKC bergabung dalam TORAYA CHOIR (TC) berhasil keluar sebagai juara I kategori Folkflore Pesparawi Nasional di Medan tahun 2007 lalu dengan lagu “PA’TEINDE” ciptaan Pdt. Tiku Rari. Dan juga meraih medali perak kategori Folkflore dengan lagu Pa’teinde’ dan Bugi’ ciptaan Pdt. Tiku rari dan Idris Ary pada ASIAN CHOIR GAMES di Jakarta, November 2007.

Salam SKC
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
( Roma 11:36)

Read More...